Inti dari sebuah robot adalah otak, demikian juga pada
robot-robot KRI dan robot KRCI ini. Pada bagian ini semua input baik dari
sensor atau remote akan diolah dan diambil keputusan berdasar data-data yang
diperoleh. Untuk itu dibutuhkan sebuah mikrokontroler yang akan mengambil
data-data sensor dari inputnya dan memberikan keputusan berupa tindakan melalui
bagian output.
CPU Robot
Modul ini pada kondisi standard berbasis mikrokontroler
AT89S51, namun pengguna dapat meminta opsi mikrokontroler lain seperti AT89S52,
ATMega8515. Pada modul ini terdapat port-port yang dapat dihubungkan ke sensor
ultrasonik, uart, infrared line sensor dan lain-lain. Port UART dapat
dihubungkan ke Modul DST-Navi sehingga apabila Robo CPU digunakan untuk
aplikasi Robot KRCI, modul ini dapat mengakses 8 sensor ultrasonik, 8 sensor
infrared dan satu unit kompas sekaligus.
DC Motor Driver
DC Motor adalah bagian penunjang mekanik yang paling penting
pada sebuah robot terutama pada salah satu kategori dari Robot KRCI yaitu
kategori beroda. Untuk menggerakkan DC motor dibutuhkan rangkaian DC Driver
yaitu merupakan sebuah rangkaian H-Bridge yang berfungsi untuk mengendalikan dua
buah motor DC.
DC Driver
Modul Delta Robo Driver ini memiliki dual H-Bridge sehingga
dapat mengendalikan dua motor DC dengan kemampuan arus maksimum 3A. Untuk
penggunaan 4 wheel drive, pengguna dapat menggunakan 4 motor DC dengan
konfigurasi 2 motor di kanan dan 2 motor di kiri di mana masing-masing sisi
baik kanan maupun kiri terdiri dari dua motor DC yang saling terhubung parallel
ke satu output driver.
Modul Delta Robo Driver juga memiliki konfigurasi input yang
sesuai untuk Delta Robo CPU sehingga modul tersebut dapat langsung dihubungkan
ke bagian atas melalui konektor
Delta Robo CPU + Delta Robo DC Driver
DST-128 Sistem Mikrokontroler ATMega128
Sistem minimum ini dirancang berbasis mikrokontroler
ATMega128 sehingga sistem ini memiliki:
128 Kb Flash PEROM untuk menyimpan program
4Kb EPROM untuk menyimpan data-data dari aplikasi robot,
contohnya pada KRCI untuk menyimpan data perjalanan robot agar dapat kembali ke
tujuan.
4Kb SRAM untuk menyimpan variabel program.
8 Channel 10 bit ADC, pada aplikasi KRCI input ini dapat
dihubungkan pada keluaran analog sensor jarak inframerah GP2D12, kecuali bila
menggunakan DST-Navi yang dapat mengintegrasikan 8 GP2D12 ke dalam port UART
2 buah 8 bit PWM yang dapat digunakan untuk mengendalikan
motor DC
Programmable watchdog dan on chip oscillator yang
mengantisipasi sistem dari kondisi “hang”
53 bit I/O untuk keperluan umum
Sistem Minimum ATMega128 DST-128
USB Downloader DU-ISP
Untuk mengisikan program ke dalam mikrokontroler, dibutuhkan
unit yang disebut downloader. Berdasarkan koneksi dengan PC/laptop, terdapat
beberapa jenis downloader yaitu downloader paralel yang biasa disebut Kabel
ISP, downloader serial dan downloader USB. Dibanding jenis yang lain,
downloader usb adalah downloader yang paling fleksibel mengingat PC dan laptop
saat ini tidak memiliki port serial dan parallel lagi.
AVR & MCS51 USB Downloader DU ISP
DU ISP adalah USB Downloader yang memiliki kemampuan sebagai
downloader bagi hampir semua mikrokontroler Atmel yang memiliki kemampuan ISP
(In System Programming) seperti MCS-51 dan AVR. DU ISP juga memiliki ukuran
sangat ringkas dan kompak sehingga mudah untuk disisipkan dalam suatu sistem.
Terdapat dua versi DU ISP yaitu V3 yang memiliki kecepatan
tinggi dengan koneksi real USB (kecepatan setara STK-500 dari Atmel) namun
versi ini hanya dapat bekerja di Win XP.
Dan V4 yang dapat bekerja di Win Vista dan 7, namun memiliki kecepatan
lebih rendah karena koneksi USBnya diemulasi ke dalam serial (COM)
Bagi pengguna yang ingin menggunakan V3 di Win 7 dapat
membuat Win 7 bekerja dalam mode XP dapat mengikuti petunjuk dalam link ini
http://www.microsoft.com/windows/virtual-pc/.
DU ISP juga memiliki jumper untuk mengaktifkan power supply
dari port USB sehingga downloader dan target board tidak lagi membutuhkan power
supply eksternal melainkan cukup mengambil dari power USB. Namun hal ini sangat
tidak disarankan pada target board yang membutuhkan arus besar seperti pada
power robot yang biasanya juga terhubung pada motor.
DU ISP didisain dengan menggunakan bahan PCB FR4 1mm through
hole yang kuat dan tidak mudah korosi.
Delta Robo Kits (Board Only)
Untuk membangun sistem elektronik robot yang kompak dan
ringkas maka USB Downloader, Sistem Mikrokontroler dan DC Driver yang terdiri
dari dua H-Bridge dapat digabung dalam satu sistem yaitu Delta Robo Kits (Board
Only).
Delta Robo Kits
Selain downloader, sistem mikrokontroler dan dc driver,
modul ini juga menyediakan port-port untuk I/O maupun sensor
Juga terdapat 210 lubang project board seperti pada gambar
berikut yang dapat digunakan oleh pengguna untuk memberikan rangkaian tambahan
pada robot anda
robotic pro board
Delta Robo Kits juga memiliki 90 lubang spacer untuk
keperluan sebagai penyangga aksesoris-aksesoris robot seperti mekanik, sensor,
pemadam api dan lain-lain
Delta Robo Kits didisain dengan PCB FR4 through hole yang
tidak mudah korosi.
Paulus Andi Nalwan, Delta Electronic
Tags: aturan krci, aturan krci 2012, aturan kri, aturan kri
2012, bahan robot, fire fighting, kontes robot, krci 2012, kri 2012, membuat
robot, panduan krci, panduan krci 2012, panduan kri, panduan kri 2012, pedoman
krci, pedoman krci 2012, pedoman kri, pedoman kri 2012, pemadam api, pengumuman
krci, pengumuman krci 2012, rule krci, rule krci 2012
Posted in Berita, Robotik, Sensor & Signal Conditioning,
Tingkat Dasar | No Comments »
AN0177 Sensor-sensor untuk keperluan Robot KRCI
Sunday, January 1st, 2012
Pada KRCI, penggunaan sensor-sensor yang akurat adalah salah
satu faktor penentu kemenangan dalam pertandingan. Berikut ini akan kami bahas
mengenai sensor-sensor yang dapat digunakan pada KRCI. Pada kontes ini robot
akan bergerak menjelajah ruangan untuk mencari titik api. Agar robot dapat
bergerak menjelajah ruangan maka dibutuhkan sensor jarak yang memberikan
informasi pada robot akan jarak terhadap dinding-dinding.
Pada kondisi awal robot biasanya diletakkan pada kondisi yag
tidak menentu pada posisi awal (home) oleh karena itu terlebih dahulu robot
akan menyesuaikan arahnya terhadap salah satu dinding dengan mendeteksi saat
sensor jarak robot terhadap dinding.
Caranya dengan memutar robot hingga salah satu sisi sensor (dalam gambar
di atas adalah sensor kanan) berhasil menemukan dinding dalam jarak tertentu.
Kemudian robot akan tetap berputar hingga sensor mendeteksi jarak yang semakin
mendekat. Pada saat jarak sensor semakin menjauh maka robot dinyatakan telah
sejajar dengan dinding dan selanjutnya robot dapat bergerak menjelajah ruangan
dengan selalu memeriksa kondisi jarak dari sisi kanan, kiri, depan, serong kiri
dan serong kanan. Dengan 5 buah sensor tersebut sebetulnya sudah cukup untuk
menjelajah ruangan namun akan lebih baik lagi bila digunakan 8 buah sensor yang
menempati 8 arah mata angin seperti pada gambar berikut
Robot KRCI mendeteksi 8 arah mata angin
Sensor Ultrasonik
Sensor ini adalah merupakan sensor jarak yang bekerja dengan
mengirimkan suara ke obyek yang diukur dan perhitungan jarak dilakukan
berdasarkan waktu yang terhitung mulai gelombang ultrasonik dipancarkan hingga diterima
kembali.
Devantech SRF-05
Merupakan sensor jarak ultrasonik produksi Devantech yang
merupakan penyempurnaan dari versi sebelumnya SRF04. Devantech SRF05 mampu
menghitung jarak hingga 4 meter (SRF04 hanya 3 meter). Dengan teknik akses yang
masih sama persis dengan SRF04 yaitu dengan memberikan pulsa trigger dan
informasi jarak akan dikirim dalam bentuk pulsa echo di mana lebar pulsa akan
mewakili jauhnya jarak. Satu hal lagi kelebihan SRF05 adalah kemampuan tambahan
untuk diakses dengan hanya menggunakan satu jalur I/O saja selain teknik lama
yang menggunakan 2 jalur tetap dipertahankan.
D-Sonar
Sensor Ultrasonic D-Sonar
Merupakan sensor ultrasonik produksi Delta Electronic yang
didisain dengan harga yang jauh lebih terjangkau. Sensor ini dapat diakses
dengan trigger dan echo seperti pada SRF04 dan juga melalui UART. Dengan
melalui UART, informasi jarak tidak hanya berupa lebar pulsa namun juga dapat
diminta dalam bentuk jarak.
Sensor Jarak Inframerah
Sharp GP2D12
Sensor jarak ultrasonik memang dapat mengatasi tipuan-tipuan
dalam bentuk cermin, namun sensor ini memiliki kelemahan apabila obyek yang
dideteksi berupa dinding yang bergelombang di mana sinyal sonar akan
dipantulkan ke arah lain sehingga jarak tidak terdeteksi. Untuk mengatasi hal
ini, sensor inframerah sebagai pendukung sistem pengukuran jarak adalah
alternatif yang baik. Berbeda dengan sensor ultrasonik, sensor inframerah tidak
menghitung waktu pancaran sinar melainkan menghitung di bagian mana sinar
inframerah yang dikembalikan diterima oleh rangkaian phototransistor. Semakin
jauh jarak maka semakin ke kanan sinar inframerah yang diterima pada rangkaian
phototransistor dan semakin kecil tegangan outputnya. Hasil output ini akan diterima oleh adc
terlebih dahulu sebelum diambil oleh mikrokontroler.
sudut pantul gp2y0a21
Versi terbaru dari GP2D12 saat ini adalah GP2Y0A21. Bagian
LED Drive circuit akan memancarkan cahaya inframerah ke obyek dan memantulkan
dalam sudut yang sama. Apabila obyek menjauh maka sinar akan diterima semakin
ke kanan dan tegangan keluaran akan semakin mengecil.
Sinar diterima pada phototransistor yang ada di dalam bagian
signal processing circuit dan menghasilkan tegangan analog yang dikeluarkan ke
bagian output
GP2D12, GP2Y0A21 Block Diagram
Hasil output tegangan tersebut tidaklah linier melainkan
membentuk kurva seperti pada gambar berikut. Sensor mulai menampilkan jarak
yang valid saat berada di jarak sekitar 4 cm dan menurun hingga 80 cm.
Kurva gp2d12 atau gp2y0a21
Untuk menghitung jarak maka dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu look up table dan interpolasi. Teknik paling sederhana adalah look up
table yaitu dengan menyimpan di memori jarak-jarak berdasar kondisi tegangan
sesuai dengan tabel di atas.
Berikut ini adalah beberapa sensor inframerah untuk pengukur
jarak yang ada.
GP2D12, versi lama dengan jarak maksimum 80 cm
GP2Y0A21, versi terbaru dari GP2D12 dengan jarak maksimum 80
cm
GP2Y0A02, untuk jarak maksimum 150 cm
Sensor Kompas
Saat robot pertama kali berada pada posisi sejajar dengan
dinding maka posisi tersebut harus disimpan sebagai referensi. Posisi tersebut
disimpan dalam bentuh arah terhadap mata angin sehingga dibutuhkan sensor
kompas untuk hal ini.
Devantech CMPS03
Devantech CMPS03 Digital Compass
Merupakan sensor kompas keluaran Devantech dengan antarmuka
I2C.
Devantech CMPS10
Devantech CMPS10 Digital Compass
Merupakan versi update dari CMPS03 yang juga dilengkapi
dengan sensor akselerasi dan sensor kemiringan. Pada KRCI terdapat salah satu
tingkat kesulitan berupa uneven floor. Pada bagian ini robot akan mengalami
gangguan navigasi sejenak karena bisa saja sensor jarak mengarah ke atas dan
tidak mendeteksi dinding. Agar robot dapat mengetahui kapan terjadinya uneven
floor, maka hal ini dapat dideteksi dengan fitur tilt (kemiringan) sensor pada
CMPS10.
Uneven Floor
DST Navi
Merupakan sistem navigasi robot Produksi Delta Electronic di
mana sistem ini dapat dihubungkan pada 8 buah SRF05, 8 buah GP2D12 dan sebuah
Devantech Compass (CMPS03 atau CMPS10)
Modul DST-Navi terhubung dengan 8 SRF05, 8 GP2Y0A21, 1
CMPS10, Modul DST-AVR dan LCD
Pada sistem ini pengguna tidak harus menentukan kapan
menggunakan sensor inframerah dan kapan sensor ultrasonik saat mengukur jarak.
Terdapat perintah melalui UART yang meminta sistem untuk mengukur jarah di
salah satu arah mata angin. Pada saat perintah ini diproses maka sistem akan
melakukan dua metode pengukuran dan setelah menentukan hasil yang valid maka
sistem akan mengirimkan informasi jarak ke UART. Hal ini akan membuat source
code / program yang dibuat oleh pengguna semakin simpel.
Selain informasi jarak, DST-Navi juga dapat mendeteksi
posisi robot terhadap arah mata angin ataupun kemiringan dengan bantuan Devantech Compass. Salah satu
aturan KRCI adalah robot kembali ke posisi awal, untuk kasus ini DST Navi juga
dapat menyimpan catatan perjalanan robot berupa arah dan kemiringan setiap
periode tertentu ke dalam memori sehingga melalui port UART catatan tersebut
dapat diminta.
Sensor Api
Terdapat dua jenis sensor api yang sering digunakan yaitu
Hamamatsu UVTRON yang mendeteksi titik api dengan mencari sinar ultraviolet dan
TPA81 yang menggunakan inframerah.
Hamamatsu UVTRON R9454
UVTRON Sensor R2868 atau R9454
Merupakan sensor api produksi Hamamatsu dan penyempurnaan dari versi sebelumnya
R2868. Sensor ini memiliki ketahanan 10x lebih besar dari R2868 yaitu ( 10.000
m/s2 ). Sensor UVTRON dapat mendeteksi titik api dari jarak 5 meter. Sensor ini membutuhkan tegangan DC yang cukup
besar, yaitu 400 VDC. Untuk mempermudah pengguna dalam memakai sensor ini maka
tersedia rangkaian driver C10423 yang menjadi antarmuka UVTRON dengan
mikrokontroler. C10423 akan membangkitkan tegangan 400 Volt DC dan
membangkitkan pulsa level TTL sehingga dapat dihubungkan langsung ke
mikrokontroler
UVTRON Driver C10423
TPA81 Thermopile Array
TPA81 Thermophile Array
Tidak sejauh UVTRON yang mampu mendeteksi api pada jarak 5
meter, sensor ini hanya mendeteksi api pada jarak 2 meter. Namun UVTRON
memiliki sudut yang cukup luas dalam mendeteksi titik api sehingga posisi api
masih belum dapat dipastikan. Sedangkan Thermophile Array akan mendeteksi
posisi titik api berdasarkan pixel-pixel yang mendeteksi cahaya inframerah dari
api. Antarmuka TPA81 adalah dalam bentuk I2C
Paulus Andi Nalwan, Delta Electronic
Tags: bahan robot, fire fighting, kontes robot, krci 2012,
kri 2012, membuat robot, panduan krci, panduan krci 2012, panduan kri, pedoman
krci, pedoman krci 2012, pedoman kri, pedoman kri 2012, pemadam api, pengumuman
krci, pengumuman krci 2012, rule krci, rule krci 2012, sensor
Posted in Berita, Sensor & Signal Conditioning, Tingkat
Menengah | No Comments »
AN0172 Membangun Sistem Navigasi dengan DST-NAVI sebagai Sub
System Sensor dan DST-AVR sebagai Sistem Mikrokontroler
Saturday, August 13th, 2011
Aplikasi robot seringkali membutuhkan navigasi di mana robot
harus mengetahui ke mana arah gerakan dilakukan. Seperti pada robot pemadam api
pada KRCI di mana robot harus bergerak menyusuri ruangan-ruangan, dalam hal ini
sistem navigasi sangat dibutuhkan untuk memandu gerakan robot tersebut.
DST-NAVI adalah merupakan sebuah sub system yang mengatur
pengambilan data-data dari sensor jarak (ultrasonik maupun infrared) dan sensor
kompas. Dengan mengetahui posisi robot terhadap dinding-dinding ataupun sudut
terhadap arah mata angin maka dapat ditentukan ke mana robot harus bergerak.
Pada aplikasi ini digunakan Modul DST-AVR sebagai otak robot
dan data-data sensor akan ditampilkan secara bergantian pada LCD berupa data
jarak dengan menggunakan teknik infrared dari 8 sensor GP2D12 atau GP2Y0A21,
teknik ultrasonik dari 8 sensor SRF-05 dan sensor kompas CMPS09 / 10